[
|
Perbedaan
yang sangat signifikan antara spesifikasi pelumas turbin ISO VG 32 dan ISO
VG 46 dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja pelumas turbin dalam
membentuk lapisan film untuk mengurangi gesekan.
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringnya terjadi masalah yang
menyebabkan turbin trip karena kegagalan system maupun indikasi-indikasi yang
tidak normal menyebabkan adanya tindakan atau inisiatif untuk mengetahui proses
operasional pembangkit listrik lebih mendalam sebagai langkah menjalankan
fungsi kontrol pada tim commissioning . Fungsi kontrol ini nantinya tidak hanya
dilakukan pada pengoperasian tetapi juga pada langkah konstruksi, spesifikasi
alat dan juga desain sehingga bisa didapatkan hasil yang maksimal dalam proyek
pembangkit listrik.
Salah satu yang fungsi kontrol
kepada sebagai consortium proyek yaitu pada kebijakan vendor yang menurunkan
spesifikasi pelumas dari ISO VG 46 menjadi ISO VG 32 atau memperbolehkan 2 type
pelumas, berbeda dengan manual book pabrikan turbin yang menyatakan bahwa
spesifikasi pelumas yang sesuai dengan turbin adalah ISO VG 46 dan tidak
diperbolehkan menggunakan ISO VG 32.
Spesifikasi pelumas yang sesuai
dengan karakteristik dan kinerja baik pada mesin, peralatan industry dan alat
hydraulic mutlak dibutuhkan karena hal tersebut menjamin bahwa mesin-mesin
maupun peralatan industry dapat bekerja optimal sesuai dengan desain. Hal
inilah yang membuat kami mencoba membandingkan spesifikasi pelumas yang penggunaannya
berbeda antara manual book dan juga rekomendasi vendor. Perbandingan ini
nantinya bisa dipakai untuk mengevaluasi kebijakan vendor yang merekomendasikan
pelumas dengan tipe ISO 32 dengan spesifikasi pada manual book yaitu ISO 46
(Governing and lubricating oil used in steam turbine should adopt the national
standar GB 11120-1989 “L-TSA turbine oil”) berkaitan dengan kegagalan turbin
pada saat menjalani uji coba
Perubahan tersebut dikhawatirkan
menjadi penyebab kegagalan turbin beroperasi dalam uci coba sehingga perlu
diadakan pengkajian perbedaan spesifikasi pelumas turbin agar nantinya tidak
terjadi masalah dalam pengoperasian baik pada saat uji coba dan juga
performance test kedepannya agar pembangkit listrik tersebut dapat di hand over
tepat waktu dan memuaskan pihak owner.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah:
·
Cara membandingkan kinerja pelumas ISO
VG 32 dan ISO VG 46 dengan parameter turbin
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam
penulisan ini adalah :
·
Membandingkan parameter utama pelumas
·
Tidak mebahahas mengenai properties yang
ada pada pelumas
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
adalah:
·
Mengetahui apakah penurunan spesifikasi
pelumas tersebut masih dalam batas aman untuk operasional turbin
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil karya penulisan
diharapkan bermanfaat :
·
Memberikan pengetahuan mengenai pelumas
·
Memberikan pengetahuan pentingnya
spesifikasi pelumas sesuai dengan rekomendasi pabrikan terhadap equipment
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Parameter utama steam turbine:
1. Model :
2. Type :
Single axis, double casings, double
exhausting, reactive and condensing type
3. Rated
Power :
4. Governing
Mode :
Nozzle governing
5. Rated
Rotating Speed : 3000 RPM
6. Rotating
Direction :
Clockwise (see from turbine side)
7. Steam
Pressure before Main Steam Valve : 9.0
±0.5 MPa
8. Temperature
of steam before MSV : 535
Degree C (max: 540 min 525)
9. Steam
Flow :
240 T/H
10. Regenerative
extraction :
6 grades
11. Pressure
of the exhaust steam :
8,7 KPa
12. Feedwater
Temp :
220 Degree C
13. Critical
speed :
1608
14. Number
of stages :
20 (1+19)
15. Manufacturer :
Lubricating Oil Parameter :
1. Jacking
system pressure :
7-12 MPa
2. Temperature :
35-45 Degree C
3. Water
Content allowed at outlet :
≤ 0,05%
4. Mechanical
foreign diameter allowed : ≤ 25mu
5. Outlet
Oil Pressure of main oil Pump :
1.96 MPa
6. Inlet
Oil Pressure of main oil Pump :
0.0981
7. Lubricating
Oil Pressure :
0.078-0.118 MPa
8. Inlet
oil temperature of bearing :
40-45 Degree C
9. Returning
Oil Temperature bearing : ≤
65 Degree C
2.2
Pelumasan
Pelumas umumnya
cairan yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gesekan,
berikut definisi yang lebih lengkap.
2.2.1 Definisi sempit
Proses menyisipkan bahan tertentu (disebut “pelumas”)
diantara dua permukaan yang saling kontak atau bergerak relatif
satu sama lain untuk mengurangi
gesekan yang pada akhirnya mengurangi keausan dan meringankan pergerakan.
2.2.2 Definisi luas
Suatu
kegiatan yang menggunakan media pelumas pada operasi mesin maupun peralatan
industry dengan tujuan mengoptimalkan kemampuan mesin/peralatan agar efisiensi
mesin dapat optimal, hemat bahan bakar, menjaga kehandalan dan juga menghemat
biaya maintenance.
Jenis pelumasan
pun dapat dibagi lagi secara mendetail menjadi 3 bagian yang akan di jelaskan
berikut ini.
2.3
Jenis pelumasan
2.1
Jenis pelumasan
2.4
Karakteristik Pelumas
Pelumas
mempunyai sifat dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari material
itu sendiri, berikut sifat dan fungsi pelumas
Sifat pelumas
•
Kekentalan (Viscosity)
Viskositas
merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di
dalam fluida.
•
Index Kekentalan (Viscosity Index )
Ukuran sensitifitas/
kestabilan kekentalan terhadap temperature yang menyatakan bahwa makin tinggi
VI makin kecil perubahan kekentalan akibat nerubahnya temperature
•
Titik Tuang (Pour Point)
Mengukur kemampuan
pelumas untuk tetap dapat mengalir pada temperature rendah (dibawah 0 derajat)
•
Titik Nyala (Flash Point)
Titik nyala pelumas
•
Total Base Number (TBN)
Menunjukkan jumlah
senyawa-senyawa yang bersifat basa yang ada pada pelumas, TBN berasal dari
additive detergent yang ditambahkan kedalam pelumas, senyawa-senyawa basa dalam
pelumas dibutuhkan untuk menetralisir senyawa asam yang terbentuk.
•
Total Acid Number (TAN)
Adalah ukuran asam
organic lemah dan kuat dalam pelumas.
•
Kemampuan memisahkan air (Demulsibility)
Kemampuan pelumas untuk
memisahkan air
•
Sifat anti karat (Anti Rust)
•
Sifat anti korosi (Anti Corrosion)
Additive menempel pada permukaan metal
dan mencegah molekul air menempel dan membentuk lapisan pelindung
Fungsi
pelumas
·
Mencegah/mengendalikan/mengurangi
gesekan
·
Mencegah/mengendalikan/mengurangi
keausan
·
Mencegah/mengendalikan/mengurangi
panas
·
Mencegah/mengendalikan/mengurangi
kotoran
·
sebagai
pembersih dan reseptor kontaminasi
·
Mencegah/mengendalikan/mengurangi
korosi
·
Sebagai
peredam getaran
·
Sebagai
pemindah tenaga
·
Sebagai
perapat
·
Sebagai
isolator listrik.
2.5
Komponen Pelumas
Pelumas
yang biasa kita pakai baik pada mesin maupun gear dan bearing adalah perpaduan
antara base oil ditambah dengan additive, base oil atau bahan dasar pelumas
umumnya mencapai 90% dari total volume pelumas, yang memberikan sifat dasar
pelumasan (kekentalan) untuk mendukung beban / memisahkan bagian yang bergerak.
Sedangkan additive adalah zat kimia yang ditambahkan dalam jumlah yang relative
sedikit, untuk memperbaiki kekurangan base oil untuk membentuk sifat pelumas
yang diinginkan.
2.2
Komposisi additive
2.6
Aplikasi Pelumas
Penggunaan
pelumas pada rotating equipment mutlak di perlukan, Fungsi Lubricating oil
sendiri yang utama adalah untuk melumasi bagian yang bergesekan, sedangkan
fungsi lain tergantung dari pemakaian lubricating oil itu sendiri seperti
penahan korosi pada material, fungsi pembersih dan fungsi pendingin. Adapun
klasifikasi kekentalan dapat digolongkan
menjadi
v Engine
Oil (Pelumas Mesin)
Spesifikasi
didasarkan pada table SAE J 300 Dec 99, selain sebagai pelumas ada fungsi lain
yang d masukkan ke dalam oli tersebut yaitu zat aditif dan kegunaannya sebagai
berikut:
2.3
Zat additive
v Gear
Oil (Pelumas Roda gigi otomotif)
Spesifikasi
didasarkan pada table SAE J 306, Jan 05
2.4 spesifikasi oli hidrolis
v Industrial
Oil (Pelumas Industri)
Spesifikasi
didasarkan pada klasifikasi ISO VG
2.5 Viskositas
kinematis ISO VG
2.6 Produk Turbine Lube Oil Pertamina
Keterangan
:
-
Viscosity Grade : Penamaan Internasional
-
Kynematic Viscosity :
Kekentalan yang di ukur pada dua temperatur standar yaitu 100 dan 40 C
-
Density : berat cairan per satuan
volume pada 150 °C (satuan gr/cm3 atau kg/l)
-
Viscosity Index :1. Ukuran sensitifitas/kestabilan
kekentalan terhadap temperatur
2. Makin tinggi VI
makin kecil perubahan kekentalan
akibat berubahnya temperatur
3. VI dihitung dari harga viscositas pelumas pada dua
temperatur standar yaitu 100 C dan 40 C
-
Flash point : Titik bakar
-
Pour Point : kemampuan pelumas untuk tetap dapat mengalir
pada temperatur rendah (
dibawah 0 C)
2.7 Properties penting
pelumas turbin
•
Ketahanan
terhadap oksidasi
•
Kecenderungan
pembentukan sludge yang rendah
•
Tidak korosif
terhadap metal ferro dan non ferro
•
Tidak berbusa
dan mudah melepaskan udara yang terperangkap dalam pelumas
•
Demulsibility
•
Mencegah
keausan khususnya pada sistim turbin yang memiliki gearbox
•
Adanya udara dan pemanasan pada saat
sirkulasi
–
Temp pelumas meningkat karena gesekan
dan karena panas konduksi dari shaft turbine
–
Pelumas akan terpecah menjadi butiran
(droplet) atau mist di dlm system, shg kontak dg udara meningkat.
–
Dua faktor di atas mempercepat terjadi
oksidasi.
–
Oksidasi dipercepat akibat metal yg aus
dan kontaminan yg beraksi sbg katalis.
–
Akan terbentuk insoluble material, visc
naik.
–
Insoluble oxidation product membentuk
gum, varnish, atau sludge pada governor, bearing passage, cooler, strainer, oil
reservoir.
–
Sludge mengganggu suplai pelumas ke
bearing dan mengganggu operasi servo valve
–
Bisa membentuk gelembung, mengganggu
hydraulic control, mengurangi load carrying ability dr oil film.
–
Pada kondisi ekstrim membentuk foaming,
meningkatkan oil loss dan hazard.
2.7 Hubungan antara
kekentalan dan temperatur
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida,
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling
rawan karena nerkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya
untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli
berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli haruh mengalir ketika suhu mesin atau temperratur ambient. Mengalir secara
cukup terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental
oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih tebal. Lapisan harus pada oli
merupakan kemapuan ektra untuk menyapu atau membersihkan permukaan logam yang
terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberikan resistensi yang
berlebih sehingga menggangu jalannya pelumasan ke komponen yang diutuhkan.
Untuk itu oli harus mempunyai kekentalan yang tepat pada temperatur tertinggi
atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa
jenis dari fluida, bentuk atau besardari partikel fluida tersebut, karena
cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi daripada
yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin
tinggu suhu semakin kecil viskositas yang dimiliki pelumas, semakin rendah
suhunya maka semakin besar viskositasnya.Beberapa kriteria yang penting harus
dipenuhi oli antara lain :
·
Viskositas harus cukup
kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah,
tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.
·
Fluida harus cukup pada
saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
·
Dapat membentuk film
yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan
·
Tahan terhadap oksidasi
suhu tinggi
Berikut adalah
grafik hubungan antara kekentalan dan temperatur secara general yang
menggambarkan bahwa semakin tinggi temperatur maka akan semakin kecil
viskositas yang dimiliki pelumas.
2.7
Grafik Hubungan antara Visositas dan suhu
Semakin
besar beban yang diberikan bantalan, maka semakin tinggi pula kenaikan suhu
pada pelumas. Kenaikan suhu ini akan melemahkan ikatan molekul fluida yang
kemudian menurunkan viskositasnya. Viskositas semua jenis fluida atau cairan
akan menurun dengan naiknya suhu. Perubahan viskositas yang disebabkan kenikan
suhu merupakan hal yang sangat penting yang harus dipertimbangkan di dalam
berbagai jenis penerapan minyak lumas di dalam tugasnya menghadapi jangkauan
suhu yang luas, karena keberhasilan pelumsan ditentukan oleh 3 aspek yaitu
jenis pelumas, jumlah pelumas dan metode pelumasan.
BAB III
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.1
Standar kekentalan
3.1
Klasifikasi viskositas pelumas industry
menurut International Organization for standardization (ISO) yang merupakan
klasifikasi ASTM D-2422
Dari table pengklasifikasian pelumas industry menurut
standar ISO bisa dilihat bahwa rentang viskositas yang berbeda sama sekali
antara ISO VG 32 dan juga ISO VG 46. Pada pelumas ISO VG 32 mempunyai rentang
kekentalan minimum yaitu 28,8 dan rentang maksimum yaitu 35,2. Untuk pelumas
ISO VG 46 mempunyai rentang kekentalan minimum yaitu 41,4 dan nilai maksimal
50,6. Perbedaan tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya kedua jenis pelumas
tersebut sangat berbeda baik kekentalan pada suhu 40 degree C maupun rentang maksimum dan
minimum, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa pelumas dengan tipe berbeda
tersebut dapat disamakan dan saling menggantikan.
3.2
Hubungan antara Kekentalan dan
Temperatur
3.2
viskositas-temperature diagram produk Shell
Perbandingan
Temperature VS Viskositas dapat kita amati bahwa ketika oli berada di
temperatur maksimal yang diijinkan yaitu 65 Degree C, kekentalan Lube oil ISO
32 yaitu 10 Cst, sedangkan pada Lube Oil ISO 46 yaitu 20 Cst. Perbedaan
tersebut dikhawatirkan pada saat operasi, lube oil tersebut tidak maksimal
dalam melapisi meterial yang bersinggungan, sehingga dapat menyebabkan luka
pada material turbin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Kekentalan
berpengaruh besar pada kinerja oli pada saat beroperasi di temperatur kerjanya:
·
ISO VG 32 memiliki kekentalan di
temperature 65 Degree C : 10 Cst
·
ISO VG 46 memiliki kekentalan di
temperature 65 Degree C : 20 Cst
Perbedaan
yang sangat mencolok pada spesifikasi Lube oil tersebut dikhawatirkan akan
mengakibatkan lube oil tersebut gagal membentuk lapisan film untuk melindungi
bearing disebabkan kemampuan bekerja pada suhu yang berbeda antara ISO VG 32
dan ISO VG 46. Karena gagal, maka bisa terjadi gesekan langsung antara shaft
dan bearing, gesekan tersebut dapat mengakibatkan overheat pada pelumas yang
akan menyebabkan pembentukan moisture yang akan mengakibatkan oksidasi pada
material yang di lalui oli tersebut. Oksidasi dapat menyebabkan korosi dan
menghasilkan endapan gram yang akan melukai permukaan bearing dan mempengaruhi
putaran shaft dan bisa menyebabkan vibrasi karena bertumbuknya shaft, gram dan
bearing.
2. Berdasarkan Tabel Karakteristik Oli pda manual book tidak
hanya kekentalan yang menjadi patokan untuk kebutuhan turbin (Data terlampir),
tetapi ada parameter lain yaitu :
·
Oxidation stability ISO 32 :3000
·
Oxidation stability ISO 46 :9000
·
Air release value (50 Degree C) min not
more than ISO VG 32 :5
·
Air release value (50 Degree C) min not
more than ISO VG 46 :6
Hal
tersebut mengindikasikan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh manufacture
sudah sesuai dengan kebutuhan dan karakter turbin itu sendiri sehingga dapat
dikatakan spesifikasi yang diberikan dalam manual book sudah sesuai dengan
equipment berdasarkan standar yang ada.
5.2
Saran
1.
Mengikuti rekomendasi yang diberikan
oleh pabrikan Turbin mengenai spesifikasi pelumas yang harus digunakan pada
turbin yaitu ISO 46 untuk menjaga keamanan, keandalan dan performa Turbin
selama uji coba sampai operasional.
2.
Selain mengetes spesifikasi oli, ada
baiknya juga dilakukakan test kontaminan yang ada pada oli untuk mengetahui
material yang terbawa pada pelumas yang nantinya bisa ditelusuri asal material
sehingga bisa dilakukan pencegahan agar unit berjalan lancer selama uji coba
sampai operasional.
3.
Membandingkan properties yang ada pada
pelumas untuk membandingkan antara standar yang diberikan pabrikan dengan
properties yang ada pada merk pelumas yang akan dipakai.
LAMPIRAN
Manualbook mengenai spesifikasi
pelumas pada turbine.
Indikator pada pelumas turbin
Dirangkum dari berbagai sumber, baik berupa buku, modul ajar, vendor product, internet dan lain sebagainya....
Tersedia berbagai macam oli hydraulic 32/46/68/100, gearbox oil 150/220/320
BalasHapusdan juga cutting coolant, quenching oil,anti karat
info lebih lanjut WA : 081310849918
Tommy.k