Salam
Ennol E
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Teori Dasar Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (Combyne Cycle)
Proses combine cycle PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas dan uap) pada
dasarnya adalah gabungan antara PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) dan PLTG
(pembangkit listrik tenaga gas),
Perbedaan system PLTGU diatas
jika pada PLTU bagian penghasil steam dinamakan boiler pada PLTGU
dinamakan HRSG (heat recovery steam generator). Cara kerja dari boiler dan HRSG
pun berbeda yaitu pada penghasil panasnya, pada boiler digunakan burner yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (bisa berupa minyak, batu bara, gas
alam, dll) sedangkan pada HRSG memanfaatkan sisa panas dari gas buang turbin
gas. Karena dirasa masih cukup panas untuk menguapkan air yaitu sekitar 5000
C,. Combined cycle tersebut juga dapat menaikkan efisiensi 60-90 %, jika
pada PLTG efisiensi hanya berkisar pada 30 %, dan juga pada PLTU hanya 30-35 % sehingga combined cycle dinilai
dapat menaikkan efisiensi.(Materi kuliah Permesinan Perkapalan II, 2008)
Gambar.
II.1 efisiensi pada cogeneration
Gambar.
II.2 sistem heat recovery pada gas
buang GT PLTGU
2.2 Gas
Turbin
Prinsip Kerja Sistem Turbin
Gas dimulai ketika Udara masuk kedalam kompresor melalui
saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan
menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperature udara juga meningkat.
Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam
ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan
menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust) siklus selesai.
2.2.1 Laju aliran energi panas gas buang yang diberikan kepada HRSG (Q)
Gas buang adalah gas yang berasal dari
proses pembakaran yang suhunya relatif tinggi terhadap suhu atmosfer. Dalam
proses pembakaran tersebut bahan bakar dibakar dengan udara yang akan
menghasilkan produk pembakaran yang berupa gas buang yang mengandung berbagai
senyawa gas antara lain, H2O, CO2 dan N2 ditambah dengan O2, jika pemberian udara dilakukan secara berlebihan. Besarnya energi
panas yang terkandung dalam gas buang yang diberikan kepada HRSG (QHRSG) tersebut dapat
diketahui dengan persamaan berikut ini :
Laju aliran panas
gas buang yang diberikan kepada HRSG
Gambar
II.3 desain HRSG
Besarnya energi
panas yang terkandung dalam gas buang yang diberikan kepada HRSG (QHRSG) dapat diketahui
dengan persamaan berikut ini :
|
Dengan :
Tgb = temperatur gas buang (0 K)
Ts = temperatur stack (0 K)
mgb = laju aliran gas buang (kg/dt)
Cpgb = panas spesifik gas buang (kJ/kg.K)
Untuk dapat
mengetahui laju aliran gas buang dapat didekati dengan rumus berikut :
|
mo = AFR
x mf
Dengan :
AFR = Perbandingan udara dan bahan bakar
mf = massa bahan bakar (kg/dt)
Laju aliran massa
gas buang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan :
|
kan tetapi karena pada
PLTG telah diketahui besarnya laju aliran gas buang maka dalam
perhitungan langsung dimasukkan data yang ada pada lapangan. Jadi data yang
langsung dapat dimasukkan dalam perhitungan adalah temperatur gas buang dan
juga laju aliran gas buang Gas Turbin. Sedangkan data temperatur stack
diketahui dari literatur pada HRSG yaitu pada stack suhu yang
dibolehkan keluar tidak boleh kurang dari 1500 C karena jika kurang
dari suhu tersebut maka akan terjadi SOx yang akan mencemari udara. Untuk
mencari besarnya panas spesifik gas buang didekati dengan rumus :
|
Dimana :
= Besaran
yang diambil dari diagram II
Ru =
0,267 KJ/kg. 0K
Tgb = Suhu gas buang Gas Turbin
2.3 Heat
Recovery Steam Generator
Gas buang dari turbin gas yang masih bertemperatur
tinggi (dengan temperatur diatas 500°C) dialirkan melalui Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Di
dalam HRSG gas buang dari turbin gas digunakan untuk memanaskan air yang
dialirkan pada pipa-pipa khusus untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi dan
uap bertekanan rendah. Proses pemanasan air di HRSG ini tidak menggunakan bahan
bakar tambahan, jadi semata-mata menggunakan gas buang dari turbin gas. Prinsip
kerja dari pembangkit uap berdasarkan atas siklus Rankine. Prosesnya air yang
dihasilkan dari kondensor dinaikkan tekanannya kemudian dinaikkan suhunya
sampai berubah fasanya menjadi uap kering yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi kemudian diekspansi untuk menghasilkan kerja pada steam turbin yang nantinya steam
turbin tersebut dikopel dengan generator dan outputnya adalah energy
listrik.
Perencanaan
Heat balance HRSG
Untuk skema proses heat balance pada HRSG yang direncanakan adalah :
HRSG pada perencanaan ini
mempunyai fungsi yang sama seperti boiler, tetapi hanya berbeda dalam proses
penghasil panasnya yaitu berasal dari panas gas buang Pada HRSG juga terdapat
urutan perubahan air menjadi uap seperti pada tabel berikut ini sebagai data
literatur yang didapat dari boiler...
Dari data diatas maka dapt
dihiutng besarnya Q masing-masing sistem yang direncanakan yaitu Qeconomiser,
Qevaporator, Qsuperheater 1 dan juga Qsuperheater 2 untuk mengoptimalisasikan
besarnya HRSG yang sesuai dengan besarnya Q yang dihasilkan oleh gas buang Gas
Turbin. Untuk perhitungan Q tersebut dapat didekati dengan persamaan berikut :
2.3.1 Ekonomiser
Gas buang setelah meninggalkan supeheater
konveksi ataupun pemanas lanjut ulang, temperaturnya masih cukup tinggi
sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut
langsung dibuang lewat cerobong. Gas buang yang masih panas ini dapat
dimanfaatkan kedalam drum ketel, sehingga air telah dalam keadaan panas,
sekitar 300 C sampai 500 C dibawah temperatur
mendidihnya.
Air yang telah dalam
keadaan panas pada saat masuk kedalam drum ketel membawa keuntungan karena
telah dalam keadaan panas masuk kedalam drum ketel tersebut, untuk
menguapkannya didalam tungku hanya sedikit saja dibutuhkan panas, sehingga luas
bidang yang dipanaskan atau heating surface dari penguap atau evaporator
menjadi lebih sedikit, akibatnya ukuran-ukuran tungku menjadi lebih kecil oleh
karena itu harga tungku menjadi lebih murah. Sehingga
dengan demikan untuk menguapkan air didalam tungku hanya dibutuhkan sedikit
panas sehingga lebih ekonomis.
Jika dilihat dari bentuknya, ada
ekonomiser yang berbentuk ular yang disebut ekonomiser ular atau serpent
economiser. Ada pula pipa-pipa ekonomiser yang yang diberi berusuk-rusuk dengan
maksud untuk memperlus bidang persinggungan antara gas asap dengan dinding
dengan dinding pipa yang telah diperluas oleh rusuk-rusuk. Ada pula untuk
memperluas bidang singgung dengan gas buang dengan mengelaskan
potongan-potongan pelat baja pada pipa-pipa sehingga pipa-pipa tersebut
bersayap, yang disebut Fin stud
economiser.
Ekonomiser ular terbuat dari pipa-pipa
baja, yang ditekuk-tekuk dan menyerupai ular. Karena bidang persinggungan gas
buang tidak diperluas, maka memerlukan pipa-pipa yang panjang, namun
pembuatannya mudah. Pada ekonomiser berusuk dan ekonomiser bersayap, maka luas
bidang persinggungan diperluas dengan rusuk-rusuk atau sayap-sayap, sehingga untuk kapasitas
yang sama, panjang pipa-pipanya dapat lebih pendek dibandingkan dengan
ekonomiser ular.
Gambar II.4 Ekonomiser ular
Gambar II.5 Ekonomiser bersayap dan bersirip
|
Dimana :
m = laju massa air konstan
h2 = entalpi dari proses 2 pada skema HRSG yang
direncanakan
h1 = entalpi dari proses 1 pada skema HRSG yang
direncanakan
Besarnya entalpi pada sistem ekonomiser
dapat diketahui dan dihitung dari tabel yang didapat dari tabel cair kompresi
(Cengel, thermodynamic) karena pada sistem ekonomiser terjadi fase cair
kompresi, sedangkan untuk besarnya laju massa air konstan divariasikan untuk
mendapatkan besarnya Qtotal HRSG desain yang sesuai
dengan QHRSG yang diberikan oleh gas buang Gas Turbin.
2.3.2 Evaporator
Pada evaporator air yang telah dipanasi melalui ekonomiser dan dipanasi
tersebut telah berganti fase menjadi uap jenuh, untuk mengetahui Q yang
dibutuhkan oleh evaporator didekati dengan rumus yang sama seperti mancari Q
pada ekonomiser tetapi karena berbeda fasenya maka entalpi dari sistem ini
dicari dari tabel temperatur (Cengel, thermodynamic). Rumusnya sebagai berikut
:
|
Qevap = m(h3-h2)
Dimana :
m = laju massa air konstan
h3 = entalpi dari proses 3 pada skema HRSG yang
direncanakan
h2 = entalpi dari proses 2 pada skema HRSG yang direncanakan
2.3.3 Superheater 1
Pemanas lanjut uap atau suprheater
ialah alat untuk memanaskan uap kenyang menjadi uap yang dipanaskan lanjut.
Uap yang dipanaskan lanjut bila
digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau
mesin uap tidak akan (segera) mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan
mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang
tidak semestinya di daerah ekspansi.
Kemungkinan terjadinya pukulan balik
atau Back Stroke ditempat yang belum
semestinya tersebut labih mudah terjadi bila yang digunakan ialah uap kenyang
sebagai penggerak mesin uap ataupun trubin uap.
Ada beberapa macam pemanas lanjut yang
kita kenal :
Dilihat dari lokasi
penempatannya dibagi menjadi
1.
Superheater konveksi
a.
Superheater konveksi arus searah
b.
Superheater konveksi arus
berlawanan
c.
Superheater konveksi arus
kombinasi
2.
Superheater pancaran atau Radiant
Superheater
3.
Superheater Kombinasi atau
Superheater + superheater pancaran
2.3.3.1 Superheater konveksi
Superheater konveksi menerima panas secara konveksi dari api atau gas
asap.
Jumlah gas asap yang lewat tergantung
dari jumlah bahan bakar yang dibakar. Makin banyak jumlah gas asap yang
terbentuk dan melewati superheater konveksi tersebut, dan sebaliknya, makin
berkurang bahan bakar yang dibakar makin berkurang pula jumlah gas asap yang
terbentuk.
2.3.3.2 Superheater pancaran
Superheater pancaran menerima panas dari api secara pancaran. Namun
demikian, karena penempatan superheater pancaran di daerah pancaran, temperatur
api yang paling tinggi didalam ketel, maka memungkinkan temperatur uap (tu)
yang dihasilkan dapat mencapai harga yang tinggi.
Superheater konveksi
|
Superheater Pancaran
|
(+) Dapat mengikuti beban
|
(-) tidak dapat mengikuti
Beban atau menurun
|
(-) Temperatur uap rendah
|
(+) Temperatur uap tinggi
|
2.3.3.3 Superheater kombinasi
Superheater kombinasi merupakan
kombinasi antara superheater konveksi dan superheater pancaran.
Karena superheater kombinasi merupakan
antara superheater konveksi dan superheater pancaran, maka karakteristik atau
sifat-sifat yang kurang baik dari dari superheater konveksi dan superheater
pancaran dapat dieliminasi, sehingga yang tersisa adalah karakteristik yang
baik dari kedua superheater tersebut.
Kelebihan :
· Dapat mengikuti beban
· Temperatur uap dapat tinggi
Kekurangan
· Harganya mahal.
|
Qsh1 = m(h6-h5)
Dimana :
m = laju massa air konstan
h6 = entalpi dari proses 6 pada skema HRSG yang
direncanakan
h5 = entalpi dari proses 5 pada skema HRSG yang direncanakan
Superheater 2
Proses pada superheater 2 sama yaitu menggunakan table temperature
untuk menentukan entalpi.
|
Qsh2 = m(h7-h6)
Dimana :
m = laju massa air konstan
h6 = entalpi dari proses 6 pada skema HRSG yang
direncanakan
h5 = entalpi dari proses 5 pada skema HRSG yang direncanakan
2.3.4 Design HRSG
Dalam mendesain HRSG terdapat banyak sekali faktor-faktor yang
dibutuhkan, semua faktor-faktor tersebut harus lengkap dan sesuai dengan
kondisi Gas turbin dan lingkungan, untuk desain HRSG yang biasanya dilakukan
oleh perusahaan pembuat boiler ata ...banyak sekali pertimbangan yang harus
dilakukan untuk mendesain suatu HRSG adapun untuk minimum permintaan yang harus
disediakan oleh pihak pemesan kepada pihak kontraktor untuk desain awal HRSG
adalah :
·
Heat &
mass balance
·
GT exhaust
data
·
Requested
steam output
·
Boiler
water quality & requested steam quality
·
Scope of
supply
·
Code &
standard
·
Specification
related with site condition : wind velocity, seismic data, ambient temperature,
humidity, elevation, acces for transportation, ect
·
Project
execution schedule
·
Proposal
submittal date
·
Other
specific requairement
Setelah data-data diatas
sudah diterima oleh pihak ... maka
selanjutnya adalah prosedur untuk birikrasi mengenai masalah kontrak. Pada
pihak pembuat boiler seperti ... dalam mendesain HRSG mempunyai software
tersendiri yaitu HRSGSIM, inputan yang telah diserahkan kepada pihak ..
akan diproses untuk melakukan perhitungan awal desain HRSG. Dari software
tersebut dapat diketahui perhitungan tahap awal yang berisi mengenai
masing-masing heat exchanger mengenai pressure, flow &
termperatur.contohnya adalah sebagai berikut :
Gambar II.6 HRSGSIM
Kemudian untuk tampilan software HRSGSIM untuk data inputan adalah
sebagai berikut :
Gambar II.7 Physical input
Gambar II.8 Input diagram
Gambar II.9 Thermal input
Gambar
diatas adalah proses pengolahan data pada software HRSGSIM ..., setelah
selesai maka untuk desain tubing selesai tinggal menerjemahkan data-data yang
telah diolah menjadi gambar 3 dimensi untuk tiap-tiap heat exchanger pada HRSG.
Setelah itu masih dengan menggunakan softwarre tersebut mendesain bagian drum
pada HRSG.Adapun secara garis besar untuk basic design output flow adalah
sebagai berikut :
Gambar II.10 Basic desain output flow
Dalam desain selanjutnya ada proses piping
estimate yaitu mengenai tube yang akan digunakan pada HRSG tersebut. Rinciannya
adalah sebagai berikut :
·
Created
from HRSGSIM files
·
Check all
necessary pipe line have been included in piping list
·
Check pipe
size, thickness refer to standar design
·
Check
material selection refer to standard design
·
Check pipe
estimate length refer to GA grawing & customer requirement
·
Check type
installation : module or field
·
Create piping
summary
·
Check
availability selected piping
Selain pipa yang digunakan juga ada
bagian inlet duct input yang akan didesain.
·
Inlet duct
dimension (interface with customer)
·
HRSG gas
path
·
Inlet duct
angle
·
Duct
burner location
·
Flow
corrective device location
·
Wind &
seismic location
·
Column
spacing
·
Liner,
insulation & casing
Adapun
desain dari inlet duct adalah sebagai berikut,
Gambar II.11 inlet duct desain
Selain perhitungan diatas ada juga dokumen desain yang lain yang harus diperhatikan, antara
lain :
· Stack sizing & bill of material
· Non pressure bill material
· Platform, stair & ladder
· Noise calculation
· Module shipping summary
· General arrangement drawing
· Piping & instrumentation diagram
·
Equipment
datasheet (duct burner, CO & SCR Catalist, diverter damper, stack damper,
deaerator.)
·
Valve lst
& instrument list
Bagian-bagian dalam HRSG
yang dirancang pun bukan hanya dari sisi tubing tetapi semua perlengkapan yang
dipakai dalam HRSG, bagian-bagian tersebut akan dijelaskan tidak mendetail,
hanya bagian-bagian yang penting untuk mendasari desain HRSG dalam Tugas Akhir
ini. Didalam HRSG ada pengelompokan tubing yang biasanya disebut “harp”, di ... 1 Harp berisi antara 42-44 baris tubing yang kemudian diikat dan diberi
peredam dan penguat. Pada setiap Harp-nya terdapat baffle yang digunakan untuk
menyearahkan arah gas buang yang setelah melewati harp pertama akan menjadikan
arahnya tidak teratur, sehingga perlu dipasang baffle. Untuk
gambar detailnya adalah sebagai berikut .
Gambar II.12 Harp
Gambar II.13 Kontruksi
HRSG
Gambar II.14 Header HRSG
Di HRSG terdapat bagian atau unit yang
dinamakan header, header berfungsi sebagai manifold atau pengumpul uap-uap yang
telah terbentuk pada tubing. Uap yang telah terbentuk pada tubing tersebut akan
naik keatas dengan sendirinya, karena banyaknya tubing maka uap tersebut
ditampung pada header lug, setelah terkumpul maka akan terdorong masuk ke riser
dan akhirnya masuk ke steam drum.
Gambar II.15 Header HRSG
Diatas adalah suatu langkah-langkah
untuk mendesain suatu HRSG dengan menggunakan banyak sekali perhitungan dan
pertimbangan-pertimbangan yang lain baik berupa pertimbangan ekonomis maupun
pertimbangan ekonomis, akan tetapi dalam tugas akhir ini aka nada anyak sekali
batasan-batasan yang akan digunakan untuk mendesain HRSG, pembatasan ini
dikarenakan waktu yang digunakan untuk mengerjakan sangat terbatas kemudian
kurangnya literature dan tidak adanya pengalaman dalam desain HRSG tersebut
sehingga penulis hanya mendesain HRSG hanya dari perpindahan panas yang terjadi
pada HRSG kemudian menentukan ukuran HRSG setelah itu baru mendesain banyaknya
tube yang ada pada HRSG tersebut. Adapun langkah-langkahnya akan dijelaskan
lebih detail pada pembahasan berikut ini.
2.3.4.1 Perancanaan pipa pada elemen-elemen HRSG
Jenis aliran dalam HRSG direncanakan menggunakan aliran
silang, pemilihan aliran silang ini adalah berdasarakan pada desain HRSG PT ... yaitu menggunakan aliran silang.
Gambar II.16 Aliran silang
·
penentuan jenis dan dimensi pipa
pada perhitungan
berikut akan direncanakan jenis pipa dan dimensi pipa yang di butuhkan : Bahan Carbon Steel SA 178 A Direncanakan
digunakan tube dengan diameter yaitu 2 inchi dari sumber referensi (www.hrsgdesign.com)
dapat diketahui ketebalan pipa minimal dalam
HRSG yaitu Using ASME, Section 1, PG 27.2.1
|
dimana :
t =
Minimum required thickness, in
P =
Maximum allowable working pressure, psia
D =
Outside diameter of cylinder, in
S1 = Maximum allowable stress value , psi
e =
Thickness factor for expanded tube ends
2.3.4.2 Perpindahan panas konveksi pada HRSG
|
Uo = 1/Rto
Dimana :
Uo = Overall heat transfer coefficient
Rto = Total outside thermal
resistance
|
dimana :
Ro = Outside thermal
resistance
Rwo = Tube wall thermal
resistance
Rio = Inside thermal resistance
|
Ro =
1/he
Dimana :
he =
Effective outside heat transfer coefficient
|
he = 1/(1/(hc+hr)+Rfo)
dimana :
hc = Outside heat transfer
coefficient,
hr = Outside radiation heat
transfer coefficient,
Rfo = Outside fouling
resistance,
Nilai hc dicari
hc =
0.33*kb(12/do)((cp*mb)/kb)1/3((do/12)(Gn/mb)))0.6
|
Dimana :
hc = Convection heat transfer
coefficient
do = Tube outside diameter
kb = Gas thermal conductivity
cp = Gas heat capacity
mb = Gas dynamic viscosity
Gn = Mass velocity of gas
Kemudian mencari nilai hr
|
dimana :
em = 0,94 emmisivity of tank paint
Ta = Outside air temp in degre
rankine
Ts = Tank surface temp in degre
rankine
|
Rwo =
(tw/12*kw)(Ao/Aw)
Dimana :
tw = Tubewall thickness
kw = Tube wall thermal conductivity
Ao = Outside tube surface
area
Aw = Mean area of tube wall
|
Dimana :
hi = Inside film heat transfer coefficient
Rfi = Inside fouling resistance
Ao = Outside tube surface area
Ai = Inside tube surface area
nilai dari inside film heat transfer coeff(hi) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pada buku Heat transfer J.P HOLMAN halaman 483 yaitu :
Mencari nilai hi
hi
= Nu x k/d
|
Nu =
angka Nusselt
kemudian untuk
parameter lainnya dilihat pada tabel A-6 (sifat-sifat gas/uap air) pada suhu
500 C.
d = diameter dalam
|
|
sedangkan Re = ρud/µ
2.3.4.3 Perubahan temperatur rata-rata
untuk menghitung
perpindahan panas pada pipa maka perlu dicari perubahan temperatur rata-rata yang terjadi pada pipa superheater 2
|
∆T =
|
(T9-T6) -
(T8-T7)
|
|
ln
(T9-T6)/(T8-T7)
|
2.3.4.4 Mencari banyak tube tiap heat exchanger
Dalam
mencari banyaknya tube yang akan didesain pada tiap-tiap heat exchanger
menggunakan rumus berikut yang kemudian akan didapatkan n (jumlah tube) yang
akan digunakan sebagai penukar panas.
|
Dimana :
U : adalah koeffisien perpindahan
panas konveksi menyeluruh
A :
adalah luas bidang yang melakukan perpindahan panas
|
A : π x D x L x n
Dimana :
D = diameter luar tube
L = panjang tube
n = banyaknya tube pada satu penukar panas
sehingga dapat diketahui nilai n atau banyaknya tube
|
baris : n/42
dimana :
n = banyaknya tube
42= nilai 1 harp
2.4 Steam Turbin
Uap hasil produksi ketel uap/HRSG digunakan untuk menggerakkan turbin uap,
uap dari saluran tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi. Selanjutnya
bersama-sama uap dari saluran tekanan rendah masuk ke dalam turbin tekanan
rendah dan dikondensasikan ke Kondensor. Air kondensor dipanaskan kembali ke
ketel uap/HRSG melaui proses seperti di awal sehingga kembali terbentuk uap
untuk memutar turbin. Energi mekanik turbin digunakan memutar Generator dan
menghasilkan energi listrik kemudian diparalelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.
Sehingga terjadi proses kombinasi Turbin Gas dengan proses Turbin Uap.
Turbin merupakan salah sat mesin
penggerak, dimana energy dari fluida kerja dipergunakan untuk memutar sudu-sudu
turbin. Ada 2 bagian dalam mesin turbin, dimana bagian
yang berputar dinamakan rotor, sedangkan yang tidak berputar dinamakan stator.
Pada bagian rotor inilah yang akan digunakan untuk memutar poros daya yang dihubungkan dengan beban. Pada
permukaan roda turbin terdapat sudu-sudu yang bergerak bersama-sama dengan roda
turbin, sehingga sudu tersebut dinamakan sudu gerak. Untuk turbin dengan satu
sudu gerak dinamakan turbin tingkat tunggal sedangkan untuk turbin yang
mempunyai beberapa sudu gerak dinamakan turbin betingkat ganda. Kemudian untuk
penggolongan turbin adalah sebagai berikut( Heru Triandy,1991).
2.4.1 Penggolongan Turbin
v
Dari
segi pengubahan fluida kerjanya, maka turbin dibagi menjadi turbin impuls dan
turbin reaksi.
·
Turbin
impuls
Adalah turbin dimana proses
ekspansi dari fluida kerja hanya terjadi didalam sudu-sudu tetapnya. Sehingga
diharapkan tidak terjadi penurunan tekanan pada sudu geraknya. Tapi
kenyataannya penurunan tekanan tidak dapat dihindari, meskipun kecil. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan fluida, aliran turbulen dan kerugian energi
lainnya.
·
Turbin
reaksi
Adalah turbin dimana proses
ekspansi dari fluida kerja terdapat baik dalam sudu tetap maupun sudu geraknya.
Di dalam turbin reaksi proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi di dalam
barisan sudu tetap maupun sudu gerak. Turbin ini juga dinamakan turbin Parsons.
Dibagian dalam rumah turbin
ditempatkan sudu tetap sebagai sudu hantar, didalam sudu hantar ini uap yang
telah memuai sebagian memproleh kecepatan tertentu dan dialirkan ke arah
tertentu kedalam sudu-sudu jalan berikutnya da energi kinetisnya digunakan
untuk memutar poros. Demikian seterusnya ekspansi uap terus terjadi, dimana
tekanan akan berkurang secara teratur sehingga menjadi sama dengan tekanan
pambuangan.
·
Turbin
kombinasi
Turbin jenis ini sudu-sudunya
terdiri dar kombinasi sudu impuls kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat.
Misalnya kombinasi antara barisan sudu curtiss (yang ada di depan) dengan
rateau (yang ada di belakangnya), hal ini dimaksudkan supaya tekanan uap dapat
diturunkan pada ekspansi pertama, untuk melindungi rumah turbin dan rotor dari
tekanan dan temperatur yang tinggi. Selain itu juga untuk mendapatkan suatu
unit turbin yang kompak dan murah.
v
Penggolongan
turbin menurut arah aliran steamnya dibagi menjadi turbin aksial dan turbin
radial.
·
Turbin
aksial
Dimana steam mengalir dalam
arah yang sejajar terhadap sumbu turbin.
·
Turbin
Radial
Dimana steam mengalir dalam
arah yang tegak lurus sumbu turbin.
v
Menurut
kondisi steam masuk turbin.
·
Turbin
tekanan rendah ( tekanan 1,2-2 atm )
·
Turbin
tekanan menengah ( tekanan sampai 40 atm )
·
Turbin
tekanan tinggi ( tekanan diatas 40 atm )
·
Turbin
tekanan sangat tinggi ( diatas 170 atm )
·
Turbin
tekanan super kritis ( 225 atm atau lebih )
v
Menurut
fluida kerja yang digunakan sebagai penggerak sudu adalah air, uap dan gas.
Maka turbin dapat pula dinamai berdasarkan fluida kerja yang dipakai, sehingga
turbin dapat dibedakan atas :
·
Turbin
air
·
Turbin
uap
·
Turbin
gas
Untuk selanjutnya kita akan menggunakan uap (steam) sebagai fluida kerja.
Beberapa alasan dimana steam digunakan sebagai fluida kerjanya :
1.
Murah
serta mudah didapat
2.
Mudah
diorganisir menjadi energi
3.
Tidak
merusak pada peralatan
4.
Mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi
5.
Effisiensi
tinggi
2.4.2 Dasar Pemilihan Turbin
v
Perbandingan
pemilihan turbin impuls dan reaksi
Alternatif pemakaian turbin
impuls sebagai penggerak generator pada perencanaan penggunaan HRSG pada PLTG
Gilimanuk didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan di bawah ini :
1.
Ditinjau
dari segi konstruksinya, kontruksi turbin impuls lebih baik, karena turbin
impuls hampir tidak menimbulkan gaya aksial pada rotornya. Hal ini disebabkan
tekanan uap sama pada kedua sisi
2.
Turbin
impuls lebih fleksibel untuk digunakan pada beban yang berubah-ubah.
3.
Turbin
impuls lebih effisien dan lebih murah dari pada turbin reaksi.
Mas bisa minta link download software HRSGSIM tidak ? terima kasih mas
BalasHapusItu punya manufacture, ndak di pakai bebas
Hapusmas punya spesifik spesifik dari HRSG dari merk apapun? trims
BalasHapusMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, evapko, chiller ,Boiler,waste water treatment,STP Oli Industri, defoamer anti busa Dll, harga nego, untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA:0813-1084-9918
Terima kasih